Anwar Ibrahim

Malam ini, setelah sms dengan seorang sahabat yang ada di Padang, ada sebuah pesan “Uda, ada Anwar Ibrahim di Metro Tv”. Segera saja kulangkahkan kaki ku ruang TV. Teman-teman yang lagi nonton terbawa hanyut dalam guyonan Tukul dengan Empat Matanya. Segera saja ku pinta untuk alihkan chanel ke Metro TV.

Akhirnya dapat jua aku menyaksikan Tokoh Malaysia yang luar biasa itu. Setelah beberapa bulan yang lalu, aku sempat bermimpi bertemu dengan beliau dalam sebuah pertemuan. Ada beberapa penyataan beliau yang menarik. “apalah guna hidup hanya tidur dan hidup tenang, jika rakyat dibawah terinjak-injak dan ditindas. Saya tidak bisa tidur sementara rakyat menderita”. Dalam kesempatan tadi beliau juga menyatakan ada 2 pemimpin Asia saat ini yang memiliki prospek dan punya integritas, Perdana Mentri Turki Erdogan dan Perdana Mentri India. Beliau melihat kebijakan pembangunan yang hanya berorientasi kepada angka-angka pertumbuhan ekonomi, membangun dengan menginjak-injak rakyat hanyalah sebuah kesemuan belaka. Beliau menyuarakan kebebasan pers yang di Malaysia sangat dikekang oleh pemerintah.

Fitnah Korupsi dan Sodomi yang dituduhkan kepada beliau, ternyata diakibatkan sikap penolakan beliau ketika diminta untuk menandatangani surat senilai 2 milliar dollar untuk kepentingan keluarga Perdana Mentri Malaysia pada waktu itu. Ternyata korupsi di Malaysia setali tiga uang dengan Malaysia. Hanya karena media telah dikuasai oleh pemerintah maka ekspos tidak terlalu kentara.

Beginilah hidup seseorang punya idelisme dan luhur dengan perjuangannya. Beliau mengatakan berjuang melawan ketidakadilan dan menginginkan kebebasan bagi rakyat. Karena begitu luhurnya perjuangan beliau, tiada sedikitpun dendam kesumat kepada Mahathir Muhammad yang telah memenjarakan beliau selama 6 tahun.

Sebuah kisah di penjara adalah lahirnya syair yang beliau alunkan karena kerinduan beliau terhadap Azizah sang istri tercinta. Seorang istri yang lembut dengan profesi sebagai dokter mata lulusan Irlandia dan seorang dengan 6 orang anak, yang bangkir menjadi “garang” melawan ketidakadilan yang menerpa suaminya sampai lahir Partai Keadilam Malaysia. Sebuah syair cinta suci suami kepada istri yang selalu berkasih karena maghligai kasih suci. Di akhir acara Anwar Ibrahim didaulat untuk melantunkan syair tersebut. Luar biasa…
Ada satu lagi yang tak boleh terlewatkan, Anwar Ibrahim diberikan sebuah kado teramat indah yaitu hadirnya seorang cucu. Tak disebutkan dari anaknya yang mana. Tapi rasa-rasanya dari buah hati beliau, sang putri reformasi, gadis melayu nan anggun, Nurul Izzah.
Lagi-lagi, luar biasa. Mungkin itulah dapat saya ungkapkan untuk sosok satu ini. Betapa mulia hidup untuk rakyat, demi keadilan, bertumpu idealisme teguh dengan keyakinan Allah subhanahu wa ta’ala saja tempat kesudahan segalanya…

Anggun Gunawan…Malam Jum’at, 18 Oktober 2007 11.36 Mersi

0 komentar: